Apakah yang dimaksud dengan HIV dan AIDS?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel
darah putih di dalam tubuh (limfosit)
yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya
terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun
orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan
hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV.
Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat
mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit,
paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga
bisa sehat kembali.
Bagaimana
HIV bisa ditularkan kepada orang lain?
- Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya
- Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.
- Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
Apakah
transfusi darah di fasilitas kesehatan berisiko menularkan HIV?
Tidak berisiko karena umumnya, Palang Merah Indonesia
dan fasilitas kesehatan selalu melakukan pengecekan atau skrining HIV pada
darah donor sebelum melakukan transfusi kepada orang lain. Darah tercemar HIV
tidak digunakan.
Apakah
infeksi HIV dapat dicegah?
Ya. dengan cara:
- Abstinence – Tidak berhubungan seks (selibat)
- Be Faithful – Selalu setia pada pasangan
- Condom – Gunakan kondom di setiap hubungan seks berisiko
- Drugs – Jauhi narkoba
Bagaimana
cara mengetahui status HIV?
Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita
kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun.
Status terinfeksi HIV hanya dapat diketahui setelah mengikuti test HIV yang
disertai konseling. Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat (Klinik VCT)
untuk tes HIV.
Apa yang dimaksud dengan tes HIV?
Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT
(Voluntary Counseling and Testing).
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV di dalam
sampel darah. Tes HIV bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan
tes HIV, akan dilakukan konseling untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dari
perilaku selama ini dan bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui
hasil tes HIV. Untuk tes cepat dapat juga digunakan tes usapan selaput lendir
mulut (Oraquick)
Apakah ada pengobatan untuk HIV dan AIDS?
Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah
dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan laju
perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga orang dengan infeksi HIV dapat
kembali “sehat” atau ‘bebas gejala’. Namun virus HIV masih ada di dalam
tubuhnya dan tetap bisa menularkan pada orang lain.
Apakah orang yang telah terinfeksi HIV boleh
berkeluarga dan memiliki keturunan?
Risiko penularan kepada pasangan melalui hubungan
seksual dapat dicegah dengan penggunaan kondom. Pengobatan dengan ARV juga
dapat menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh manusia sampai ke batas yang
tidak terdeteksi sehingga risiko penularan ke pasangan dapat dikurangi, namun
harus tetap menggunakan kondom.
Orang yang telah terinfeksi HIV bahkan tetap dapat
memiliki keturunan dengan aman. Melalui program Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT), penularan HIV dari ibu ke anak saat kehamilan,
melahirkan dan menyusui dapat dikurangi sampai 0%. Calon orang tua dapat
menekan risiko penularan pada anak dengan mengetahui status HIV sejak dini.
Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat.
Apakah orang yang telah terinfeksi HIV perlu
dihindari?
Anda tidak perlu menghindari orang yang telah
terinfeksi HIV. Penularan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik.
Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan
penularan HIV.
Mendobrak
Mitos HIV:
- HIV tidak menular di kolam renang umum
- HIV tidak menular melalui batuk atau bersin
- HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya
- HIV tidak menular dengan berbagi alat makan bersama
- HIV tidak menular karena berjabat tangan
- HIV tidak menular karena berciuman
Adakah keterkaitan infeksi HIV dan Infeksi Menular
Seksual?
Infeksi Menular Seksual atau IMS adalah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual baik melalui vagina, anus atau mulut. Orang
yang mengidap IMS memiliki risiko yang lebih besar untuk terinfeksi HIV.
Perlukaan pada kelamin karena adanya IMS dapat mempermudah seseorang tertular
HIV saat berhubungan seks tanpa pengaman.
Gejala yang timbul tergantung pada jenis IMS yang
diderita. Beberapa gejala IMS yang mungkin timbul adalah:
·
Keluarnya sekret atau nanah dari penis, vagina atau anus
· Nyeri
atau terasa panas waktu kencing
·
Benjolan, bintil atau luka pada penis, vagina, anus atau mulut
·
Pembengkakan di pangkal paha
·
Perdarahan setelah berhubungan kelamin
· Nyeri
pada perut bawah (wanita)
· Nyeri
pada buah pelir
Penyakit IMS misalnya:
·
Sifilis
·
Kencing Nanah (Gonore)
·
Klamidia
·
Herpes Genitalis
·
Infeksi Trikomunas
· Kutil
Kelamin
- Bila terdapat gejala di atas, jangan mengobati diri sendiri dengan obat bebas di pasaran. IMS itu mencakup banyak jenis penyakit. Segera periksakan diri anda ke layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
- Hindari hubungan seks atau gunakan kondom dalam hubungan seks selama masih dalam pengobatan. Agar infeksi tidak berulang, ajak pasangan untuk diperiksa dan diobati pula.
- Bila IMS tidak mendapakan pengobatan yang tepat, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HIV, kemandulan, keguguran, atau penularan IMS kepada pasangan atau bayi yang dikandung.
Pengobatan HIV:
Pengobatan HIV dan AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis,
Psikologis dan Aspek Sosial yang meliputi pengobatan supportive (dukungan),
pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan antiretroviral.
ARV atau Antiretroviral
ARV
merupakan singkatan dari Antiretroviral, yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV
didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan
kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun–tahun dan dalam rentang waktu yang cukup
lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS. Dengan semakin
meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting
dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan.
Hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling
efektif serta mampu
menurunkan angka kematian dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang
terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih
sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang
dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi
dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan
Apakah yang dimaksud dengan HIV dan AIDS?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit)
yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam
darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan
pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang
lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik
dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan
tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit
seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran
pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh
sehingga bisa sehat kembali.
Bagaimana HIV bisa ditularkan kepada orang lain?
- Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya
- Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.
- Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
Apakah transfusi darah di fasilitas kesehatan berisiko menularkan HIV?
Tidak berisiko
karena umumnya, Palang Merah Indonesia dan fasilitas kesehatan selalu
melakukan pengecekan atau skrining HIV pada darah donor sebelum
melakukan transfusi kepada orang lain. Darah tercemar HIV tidak
digunakan.
Apakah infeksi HIV dapat dicegah?
Ya. dengan cara:
- Abstinence – Tidak berhubungan seks (selibat)
- Be Faithful – Selalu setia pada pasangan
- Condom – Gunakan kondom di setiap hubungan seks berisiko
- Drugs – Jauhi narkoba
- See more at: http://www.aidsindonesia.or.id/contents/37/78/Info-HIV-dan-AIDS#sthash.3i6JArNh.dpuf
Apakah yang dimaksud dengan HIV dan AIDS?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit)
yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam
darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan
pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang
lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik
dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan
tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit
seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran
pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh
sehingga bisa sehat kembali.
Bagaimana HIV bisa ditularkan kepada orang lain?
- Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya
- Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.
- Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
Apakah transfusi darah di fasilitas kesehatan berisiko menularkan HIV?
Tidak berisiko
karena umumnya, Palang Merah Indonesia dan fasilitas kesehatan selalu
melakukan pengecekan atau skrining HIV pada darah donor sebelum
melakukan transfusi kepada orang lain. Darah tercemar HIV tidak
digunakan.
Apakah infeksi HIV dapat dicegah?
Ya. dengan cara:
- Abstinence – Tidak berhubungan seks (selibat)
- Be Faithful – Selalu setia pada pasangan
- Condom – Gunakan kondom di setiap hubungan seks berisiko
- Drugs – Jauhi narkoba
No comments:
Post a Comment